Dilansir dari CNN Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes Kemenkes) mencatat penambahan kasus varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau varian Omicron di Indonesia terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak pertama kali diidentifikasi di Indonesia 15 Desember 2021.
Berdasarkan data per 6 Februari 2022 yang baru diunggah melalui situs resmi pada Selasa (8/2), kasus Omicron di Indonesia sudah mencapai 3.779 kasus, meningkat sebanyak 618 kasus dibandingkan laporan data pada Jumat (2/2). Kasus Omicron di Indonesia juga sudah menjadi transmisi lokal dan menyebar di 18 provinsi.
Bahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan Indonesia sudah mulai memasuki gelombang tiga virus corona (Covid-19). Kondisi itu ditandai dengan mulai naiknya kasus Covid-19 harian di Indonesia dalam sepekan terakhir.
Berdasarkan data per 6 Februari 2022 yang baru diunggah melalui situs resmi pada Selasa (8/2), kasus Omicron di Indonesia sudah mencapai 3.779 kasus, meningkat sebanyak 618 kasus dibandingkan laporan data pada Jumat (2/2). Kasus Omicron di Indonesia juga sudah menjadi transmisi lokal dan menyebar di 18 provinsi.
Bahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan Indonesia sudah mulai memasuki gelombang tiga virus corona (Covid-19). Kondisi itu ditandai dengan mulai naiknya kasus Covid-19 harian di Indonesia dalam sepekan terakhir.
Lalu apa saja yang harus kita ketahui mengenai Varian Omicron ini, dan apa saja langkah pencegahannya? Mari simak penjelasan berikut ini.
Apa itu Varian Omicron?
Dilansir dari covid19.go.id, Omicron (B.1.1.529) adalah salah satu varian/turunan jenis baru dari virus COVID-19 yang dilaporkan pertama kali di Afrika Selatan. Virus ini memiliki sifat yang lebih menular dan mempengaruhi kekebalan tubuh (baik yang diperoleh oleh infeksi alami maupun vaksinasi).
Bagaimana Tingkat Keparahan Penyakit Saat Terinfeksi COVID-19 Varian Omicron?
Dilansir dari covid19.go.id, risiko rawat inap varian Omicron lebih rendah dibandingkan varian Delta. Varian Omicron tetap bisa menyebakan gejala berat dan kematian terutama pada orang yang rentan seperti lansia, memiliki penyakit penyerta dan orang yang belum divaksin.
Namun dengan tingkat penularan yang lebih tinggi, maka jika tidak dikendalikan akan lebih banyak orang yang terinfeksi dan membutuhkan perawatan medis (isolasi mandiri/terpusat/rumah sakit) sehingga dapat membebani sistem Kesehatan.
Apakah COVID-19 Varian Omicron Dapat Terdeteksi dengan Tes Antigen dan PCR?
Dilansir dari covid19.go.id, pemeriksaan PCR dan RDT-Antigen masih dapat untuk mendiagnosis COVID-19, termasuk varian Omicron. Untuk memastikan variannya, perlu dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).
Apa yang Harus Dilakukan untuk Mencegah Penularan COVID-19 Varian Omicron?
Dilansir dari covid19.go.id, upaya terbaik yang bisa dilakukan saat ini agar terhindar dari risiko penularan COVID-19 varian Omicron adalah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, termasuk:
Dilansir dari covid19.go.id, upaya terbaik yang bisa dilakukan saat ini agar terhindar dari risiko penularan COVID-19 varian Omicron adalah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, termasuk:
-
Menggunakan masker dengan benar
-
Menjaga jarak fisik
-
Mencuci tangan
-
Hindari tempat ramai, ruang tertutup dengan ventilasi buruk
-
Menghindari kerumunan
-
Mengurangi mobilitas yang tidak mendesak
-
Segeralah vaksinasi
-
Menjaga imunitas dengan istirahat cukup, aktivitas fisik dan lainnya
Bagaimana Gejala yang Muncul Saat Terinfeksi COVID-19 Varian Omicron?
Dilansir dari covid19.go.id, belum diketahui pasti terkait perbedaan manifestasi klinis dengan varian lainnya. Varian Omicron dapat menimbulkan berbagai derajat keparahan baik tanpa gejala, ringan, sedang hingga berat. Gejala yang dilaporkan umumnya bersifat ringan seperti
-
Demam
-
Batuk
-
Kelelahan
-
Pilek
-
Nyeri tenggorokan
-
Sakit kepala
Apa yang Harus Dilakukan Saat Terinfeksi COVID-19 Varian Omicron?
Dilansir dari covid19.go.id, segera lakukan isolasi mandiri di rumah. Dan jangan lupa untuk memanfaatkan layanan telemedicine (jika tersedia) atau lapor ke puskesmas/fasilitas layanan kesehatan terdekat. Hal ini dilakukan agar dokter tetap bisa memantau kondisi pasien positif Omicron yang sedang menjalani isoman di rumah.
Sudah Pernah COVID-19, Apakah Saya Berisiko Mengalami Reinfeksi Varian Omicron?
Dilansir dari covid19.go.id, beberapa bukti awal menunjukkan adanya peningkatan risiko reinfeksi (terinfeksi COVID-19 lebih dari satu kali) akibat varian Omicron, jika dibandingkan dengan yang lain. Risiko reinfeksi diperkirakan mencapai 5.4 kali lebih tinggi daripada varian Delta.
Apakah Vaksinasi yang Sudah Dilakukan Efektif Cegah Penularan COVID-19 Varian Omicron?
Dilansir dari covid19.go.id, ada kemungkinan penurunan efektivitas vaksin yang ditunjukkan dengan temuan kasus breakthrough (terinfeksi COVID-19 padahal sudah mendapatkan vaksinasi). Vaksin yang ada saat ini masih sangat efektif dalam mencegah penyakit yang berat dan kematian. Kasus yang belum mendapatkan vaksinasi memiliki potensi lebih besar menularkan kepada keluarga dan lingkungannya.
Pemerintah saat ini mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada namun tidak perlu panik jika ada kenaikan jumlah kasus yang cepat dan banyak.
Tetap disiplin protokol kesehatan dan segera divaksinasi jika gilirannya tiba!
Sumber: covid19.go.id