1 July, 2025, 4:25 pm

Artikel

Vaksinasi Dewasa: Investasi Kesehatan di Usia Produktif dan Lanjut

Saat mendengar kata "vaksin", kebanyakan dari kita langsung membayangkan anak-anak yang sedang imunisasi. Padahal, vaksinasi bukan hanya untuk anak-anak. Orang dewasa pun membutuhkan vaksin untuk menjaga daya tahan tubuh terhadap penyakit serius yang dapat dicegah. Di era mobilitas tinggi, stres kerja, dan paparan lingkungan, vaksinasi dewasa menjadi salah satu investasi kesehatan paling bijak.

Mengapa Vaksinasi Dewasa Penting?

  1. Melindungi diri dari penyakit berat
    Beberapa penyakit seperti influenza, pneumonia, hepatitis, dan herpes zoster (cacar ular) bisa berdampak lebih parah pada orang dewasa, terutama mereka yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung.
  2. Mencegah komplikasi dan rawat inap
    Penyakit seperti flu dan pneumonia bisa menyebabkan komplikasi berat bahkan kematian pada kelompok risiko tinggi.
  3. Melindungi orang-orang di sekitar
    Dengan vaksinasi, Anda juga melindungi mereka yang tidak bisa divaksin karena alasan medis (herd immunity).

Siapa yang Sebaiknya Mendapatkan Vaksinasi?

Daftar kelompok orang dewasa yang wajib atau sangat direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin, berdasarkan risiko kesehatan dan kondisi tertentu, diantaranya:

  1. Lansia (usia >60 tahun)
    Karena daya tahan tubuh menurun seiring usia.
  2. Penderita penyakit kronis
    Seperti diabetes, penyakit jantung, paru, ginjal, atau imunitas rendah.
  3. Tenaga kesehatan
    Berisiko tinggi tertular dan menularkan penyakit infeksi.
  4. Ibu hamil
    Untuk melindungi diri dan bayi dari infeksi serius.
  5. Pelancong ke luar negeri
    Beberapa negara mensyaratkan vaksin tertentu sebelum masuk.
  6. Orang dewasa yang belum lengkap imunisasi sejak kecil
    Vaksin tetap penting meski sudah dewasa.
  7. Pekerja di lingkungan berisiko tinggi
    Seperti laboratorium, pengolahan makanan, dan layanan publik.
  8. Mereka yang tinggal di daerah endemis penyakit tertentu
    Agar terlindungi dari infeksi yang mudah menyebar.

Berikut adalah beberapa jenis vaksin yang direkomendasikan untuk orang dewasa berdasarkan pedoman dari PAPDI (Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia), Kementerian Kesehatan RI, dan WHO (World Health Organization):

  1. Vaksin Influenza (Flu)
  • Manfaat: Melindungi dari flu musiman dan komplikasinya (radang paru, perburukan asma/COPD).
  • Siapa yang perlu: Semua orang usia >6 bulan, wajib untuk lansia, penderita penyakit kronis, ibu hamil, dan tenaga kesehatan.
  • Frekuensi: Setiap tahun.
  1. Vaksin Hepatitis B
  • Manfaat: Mencegah infeksi hati akibat virus hepatitis B, yang bisa menjadi kronis dan menyebabkan sirosis atau kanker hati.
  • Siapa yang perlu: Dewasa yang belum pernah vaksin hepatitis B, tenaga medis, pasangan penderita hepatitis, atau orang dengan risiko tinggi.
  • Frekuensi: Seri 3 dosis.
  1. Vaksin Pneumokokus (PCV13 dan PPSV23)
  • Manfaat: Mencegah pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga akibat bakteri pneumokokus.
  • Siapa yang perlu: Lansia (>60 tahun), penderita diabetes, asma, penyakit paru/jantung kronis, dan perokok.
  • Frekuensi: Sesuai usia dan kondisi (biasanya 1–2 dosis seumur hidup).
  1. Vaksin Herpes Zoster (Cacar Api)
  • Manfaat: Mencegah reaktivasi virus cacar air menjadi herpes zoster yang sangat nyeri.
  • Siapa yang perlu: Dewasa usia 50 tahun ke atas, terutama dengan imunitas menurun.
  • Frekuensi: 2 dosis, selang 2–6 bulan.
  1. Vaksin Demam Berdarah (Dengue)
  • Manfaat: Mencegah infeksi DBD yang berat.
  • Siapa yang perlu: Usia 6–45 tahun
  • Frekuensi: 2 dosis.

 

“Lindungi Masa Depan Anda, Mulai dari Sekarang”

Mencegah selalu lebih murah dan lebih mudah daripada mengobati. Jangan tunggu sakit.
Yuk, konsultasikan kebutuhan vaksinasi Anda di Klinik Utama Perisai Husada

Hubungi kami untuk informasi dan jadwal vaksinasi di Nomor 082113999894 (Farmasi)

Kunjungi langsung Klinik Perisai Husada – Perlindungan terbaik dimulai dari sekarang.

Sumber:

  • Kementerian Kesehatan RI – Pedoman Imunisasi Dewasa, 2023
  • World Health Organization (WHO) – Vaccines for Adults, https://www.who.int
  • CDC – Recommended Adult Immunization Schedule, 2024
  • Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) – Rekomendasi Imunisasi Dewasa

 

7 Tips Detoks Setelah Lebaran yang Aman dan Alami

Lebaran memang penuh kebahagiaan—tapi juga penuh godaan!
Mulai dari opor, rendang, sambal goreng hati, kue nastar, sampai minuman manis, semua menggugah selera.

Namun, setelah masa pesta makan selesai, tubuh kita perlu istirahat. Detoksifikasi atau "detoks" menjadi pilihan banyak orang untuk mengembalikan keseimbangan tubuh.

 

Apa itu detoks?

Detoks adalah proses alami tubuh dalam membuang zat sisa metabolisme dan racun dari dalam tubuh, terutama lewat organ seperti hati, ginjal, paru-paru, kulit, dan sistem pencernaan. Detoks tidak harus berarti diet ketat atau konsumsi produk tertentu. Yang penting adalah mendukung fungsi alami tubuh dengan gaya hidup sehat.

 

Berikut 7 tips detoks setelah Lebaran yang mudah dilakukan:

1. Perbanyak Minum Air Putih

Air putih membantu proses pembuangan racun melalui urin dan keringat.
Disarankan: 2–2,5 liter per hari (8–10 gelas).
Kamu juga bisa tambahkan lemon atau daun mint untuk sensasi segar dan sedikit manfaat antioksidan tambahan.

 

2. Konsumsi Buah dan Sayur Segar

Buah dan sayur mengandung serat, vitamin, dan antioksidan yang memperlancar proses detoks.
Sayuran hijau seperti bayam, brokoli, dan kale sangat baik untuk fungsi hati.
Buah seperti apel, pepaya, dan jeruk mendukung sistem pencernaan.

 

3. Kurangi Gula dan Garam

Terlalu banyak gula dan garam dapat membebani ginjal dan hati.
Mulailah mengurangi makanan olahan, minuman manis, dan makanan tinggi sodium.
Coba ganti cemilan dengan kacang-kacangan, buah segar, atau yoghurt tawar.

 

4. Aktif Bergerak atau Olahraga Ringan

Olahraga membantu mengaktifkan metabolisme dan meningkatkan sirkulasi darah.
Cukup dengan jalan kaki 20–30 menit per hari, tubuh sudah mulai membuang racun melalui keringat dan pernapasan.

 

5. Tidur yang Cukup dan Berkualitas

Saat tidur, tubuh melakukan proses perbaikan sel dan detoksifikasi otak (glymphatic system).
Kurang tidur dapat menurunkan daya tahan tubuh dan memperlambat proses pemulihan.

 

6. Atur Pola Makan Seimbang

Jangan biarkan tubuh kelaparan atau malah makan berlebihan.
Makan teratur 3 kali sehari + camilan sehat akan menjaga keseimbangan kadar gula darah dan fungsi pencernaan.

 

7. Cek Kesehatan Bila Diperlukan

Jika setelah Lebaran kamu merasa:

  • Lemas berlebihan
  • Perut tidak nyaman
  • Mudah pusing
  • Nyeri lambung
  • Gula darah atau tekanan darah naik

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan Dokter Sepsialis Kami di Klinik Utama Perisai Husada. Hubungi kami sekarang di Nomor Whatsapp 081111120472 (Chat Only) atau kunjungi langsung Klinik Utama Perisai Husada.

 

Referensi:

  1. Harvard T.H. Chan School of Public Health – The Truth About Detox Diets
    https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/healthy-weight/detox-diets/
  2. Mayo Clinic – Nutrition and healthy eating: Detox diets
    https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/detox-diets/faq-20058040
  3. WHO – Healthy diet
    https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/healthy-diet